Erysipelas: Tinjauan Patologi, Etiologi, dan Anjuran Perawatan di Rumah


Erysipelas adalah infeksi bakteri akut pada lapisan atas kulit (dermis) dan jaringan limfatik superfisial. Kondisi ini ditandai dengan area kulit yang merah, bengkak, terasa hangat, dan nyeri, seringkali dengan batas yang jelas dan menonjol dari kulit normal. 

Aspek Patologi Erysipelas

Dari sudut pandang patologi, Erysipelas memperlihatkan gambaran inflamasi akut yang melibatkan dermis dan pembuluh limfatik.

Pemeriksaan mikroskopis biopsi kulit yang terkena akan menunjukkan beberapa ciri khas:
  • Inflamasi Dermal: Dermis memperlihatkan infiltrasi sel-sel inflamasi, terutama neutrofil dan limfosit. Infiltrasi ini tersebar di seluruh lapisan dermis, berbeda dengan selulitis yang cenderung melibatkan lapisan kulit yang lebih dalam (subkutis).
  • Dilatasi Pembuluh Darah dan Limfatik: Pembuluh darah dan pembuluh limfatik di dermis mengalami dilatasi (pelebaran). Pelebaran pembuluh darah menyebabkan kemerahan (eritema) yang menjadi ciri khas Erysipelas.
  • Edema Dermal: Terjadi akumulasi cairan edema di dermis, yang menyebabkan pembengkakan (edema) pada area yang terkena. Cairan edema ini kaya akan protein dan sel-sel inflamasi.
  • Infiltrasi Bakteri: Meskipun seringkali sulit untuk mengidentifikasi bakteri secara langsung dalam sediaan histopatologi rutin, pada beberapa kasus, terutama pada infeksi yang berat, rantai bakteri streptokokus dapat terlihat di dalam pembuluh limfatik.
  • Batas yang Jelas: Salah satu ciri patologis yang membedakan Erysipelas dari selulitis adalah batas yang jelas antara area kulit yang terinfeksi dan kulit yang normal. Hal ini disebabkan oleh penyebaran infeksi yang terutama melalui pembuluh limfatik superfisial, yang memiliki pola anatomis yang lebih teratur dibandingkan jaringan subkutis.
  • Tidak Ada Keterlibatan Jaringan Subkutis yang Signifikan: Secara klasik, Erysipelas terutama melibatkan dermis dan pembuluh limfatik superfisial. Jaringan subkutis mungkin menunjukkan sedikit inflamasi sekunder, tetapi keterlibatannya tidak dominan seperti pada selulitis.

Etiologi Erysipelas

Penyebab utama Erysipelas adalah infeksi bakteri Streptococcus pyogenes (Streptococcus beta-hemolyticus Grup A). Bakteri ini merupakan patogen umum yang dapat menyebabkan berbagai infeksi pada manusia. 

Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya Erysipelas meliputi:
  • Kerusakan pada Barrier Kulit: Setiap kerusakan pada lapisan pelindung kulit dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri. Ini termasuk luka kecil, gigitan serangga, ulkus, eksim, infeksi jamur pada kaki (tinea pedis), dan luka bedah.
  • Gangguan Sistem Limfatik: Kondisi yang mengganggu drainase limfatik, seperti limfedema (bawaan atau didapat setelah operasi atau radioterapi), dapat meningkatkan risiko Erysipelas. Stasis limfatik menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
  • Kondisi Medis Penyerta: Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko Erysipelas, termasuk:
    • Diabetes Mellitus: Gangguan mikrovaskular dan imunitas pada penderita diabetes meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
    • Obesitas: Obesitas dikaitkan dengan gangguan sirkulasi dan inflamasi kronis, yang dapat memengaruhi fungsi imun dan integritas kulit.
    • Penyakit Vaskular Perifer: Gangguan aliran darah dapat mengganggu penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi.
    • Imunokompromi: Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS, penggunaan obat imunosupresan, atau penyakit autoimun, meningkatkan risiko infeksi bakteri.
    • Riwayat Erysipelas Sebelumnya: Individu yang pernah mengalami Erysipelas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi berulang. Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan permanen pada sistem limfatik akibat infeksi sebelumnya.
    • Usia Lanjut: Orang dewasa yang lebih tua cenderung lebih rentan terhadap Erysipelas karena penurunan fungsi imun dan sirkulasi.

Beberapa hal penting untuk perawatan di rumah, selain pengobatan antibiotik yang telah diresepkan oleh dokter Anda:
  • Istirahat yang Cukup: Tubuh Anda sedang melawan infeksi, oleh karena itu, istirahat yang cukup sangat penting untuk memulihkan energi dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja secara optimal. Hindari aktivitas fisik yang berat selama masa infeksi aktif.
  • Elevasi Area yang Terinfeksi: Jika Erysipelas menyerang kaki atau tangan, usahakan untuk meninggikannya sesering mungkin, terutama saat beristirahat. Elevasi membantu mengurangi pembengkakan (edema) dengan memfasilitasi drainase cairan limfatik dan vena. Gunakan bantal atau penyangga untuk menjaga area yang terinfeksi lebih tinggi dari jantung.
  • Kompres Dingin: Pada awal infeksi, kompres dingin yang lembut pada area yang terkena dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan. Pastikan kompres tidak terlalu dingin dan jangan diaplikasikan langsung ke kulit; bungkus dengan kain tipis terlebih dahulu. Hindari kompres hangat pada fase akut karena dapat memperburuk peradangan.
  • Jaga Kebersihan Kulit: Penting untuk menjaga kebersihan kulit di sekitar area yang terinfeksi. Cuci dengan lembut menggunakan sabun yang lembut dan air hangat, lalu keringkan dengan hati-hati. Hindari menggosok atau menggaruk area yang terinfeksi.
  • Hindari Pakaian Ketat: Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman yang tidak menekan area yang terinfeksi. Pakaian ketat dapat mengganggu sirkulasi dan drainase limfatik.
  • Perhatikan Tanda-Tanda Perburukan: Sangat penting untuk memantau kondisi Anda dan segera menghubungi dokter jika Anda mengalami tanda-tanda perburukan, seperti:
    • Peningkatan kemerahan, nyeri, atau pembengkakan yang cepat.
    • Penyebaran infeksi ke area kulit yang lebih luas.
    • Demam tinggi (lebih dari 38 derajat Celsius) yang tidak turun.
    • Pembentukan nanah atau abses.
    • Rasa lemas atau tidak enak badan yang signifikan.
  • Pentingnya Pengobatan Antibiotik: Ingatlah bahwa antibiotik yang diresepkan oleh dokter Anda adalah kunci utama dalam mengatasi infeksi bakteri ini. Minumlah obat sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan, bahkan jika Anda merasa lebih baik sebelum obat habis. Menghentikan pengobatan antibiotik terlalu dini dapat menyebabkan infeksi kambuh atau resistensi bakteri.
  • Hidrasi yang Cukup: Minumlah banyak cairan, seperti air putih, untuk membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh.
  • Peran Manual Lymph Drainage (MLD) setelah Fase Akut: Setelah infeksi akut mereda dan dokter Anda mengizinkan, Manual Lymph Drainage (MLD) dapat menjadi terapi yang sangat bermanfaat, terutama jika Anda mengalami pembengkakan sisa atau memiliki riwayat gangguan limfatik. MLD adalah teknik pijat lembut yang spesifik untuk menstimulasi sistem limfatik, membantu mengurangi edema, dan meningkatkan drainase cairan limfatik. Terapi MLD harus dilakukan oleh terapis yang terlatih dan berpengalaman.
  • Pencegahan Kekambuhan: Setelah sembuh dari Erysipelas, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko kekambuhan. Ini termasuk:
    • Menjaga kebersihan kulit dan merawat luka kecil atau lecet dengan baik.
    • Mengobati infeksi jamur pada kaki (tinea pedis) jika ada.
    • Mengelola kondisi medis yang mendasari, seperti diabetes.
    • Jika Anda memiliki limfedema, ikuti anjuran dokter atau terapis mengenai manajemen limfedema, termasuk penggunaan kompresi dan MLD rutin.

Kesimpulan

Erysipelas adalah infeksi bakteri serius yang memerlukan penanganan medis yang tepat, terutama dengan antibiotik. Perawatan di rumah yang suportif, seperti istirahat, elevasi, dan menjaga kebersihan, dapat membantu meredakan gejala dan mempercepat pemulihan. Setiap perkembangan gejala adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipantau agar usaha mencari bantuan medis dapat segera dilakukan jika terjadi perburukan.
Setelah fase akut teratasi, terapi Manual Lymph Drainage dapat menjadi modalitas yang berguna dalam mengatasi pembengkakan sisa dan mencegah kekambuhan, terutama pada individu dengan gangguan sistem limfatik. Ingatlah bahwa kerjasama yang baik antara Anda, dokter, dan terapis akan sangat membantu dalam pemulihan yang optimal dan pencegahan komplikasi.