Venous Thromboembolism (VTE) adalah kondisi di mana terbentuk gumpalan darah beku (trombus) di dalam pembuluh vena yang berlokasi di sisi tubuh bagian dalam (deep). Selanjutnya jika kondisi ini mengalami komplikasi maka akan terjadi Deep Vein Thrombus (DVT), Embolus Pulmonary/paru (EP), atau Post Thrombotic Syndrome (PTS).
VTE adalah sebuah kondisi yang serius dengan jumlah insiden sebanyak 10 % hingga 30 % penderitanya meninggal dalam kurun waktu satu bulan setelah didiagnosa mengalami VTE dan separuhnya akan mengalami DVT dengan komplikasi jangka panjang.
Meski dengan pengobatan standar dengan pemberian terapi anti-koagulan (pengencer darah), sepertiga jumlah penderita akan mengalami VTE berikutnya dalam 10 tahun. Dan pada penderita yang bertahan, akan terjadi penurunan kualitas hidup sebagai akibat dari pemberian obat anti koagulan (karena kebutuhan) jangka panjang demi pencegahan terhadap VTE berulang.
Dua kondisi primer VTE, yaitu DVT dan EP merupakan kondisi yang saling berhubungan, bersama dengan beberapa kondisi sekunder, di antaranya adalah PTS dan Chronic Thromboembolism Pulmonary Hypertension (CTEPH).
DVT merupakan kondisi medis yang serius (namun potensial bisa dicegah) yang umumnya terjadi di tungkai (betis, paha, dan area pelvic/panggul). DVT tidak hanya terjadi di area tungkai, namun komplikasi akut yang mematikan dari kondisi DVT pada area tungkai adalah Embolus Paru (EP).
Embolus Paru terjadi ketika darah beku yang menggumpal tersebut pecah lalu serpihannya berjalan mengikuti aliran sistem darah vena kemudian tersangkut di suatu tempat di area sistem sirkulasi paru.
DVT pada tungkai bagian atas (lutut-paha) terjadi di pembuluh vena di area popliteal (belakang lutut) atau lebih ke atas lagi. DVT pada area ini jika tidak dilakukan perawatan diperkirakan beresiko 50 % akan terjadi Embolus Paru dibandingkan jika DVT terjadi di bawah lutut, yaitu sebesar 20 % hingga 25 % (Heit, 2001). Hampir satu dari lima penderita DVT dengan Embolus Paru akan meninggal seketika, sementara 40 % lainnya akan meninggal dalam waktu tiga bulan. Dan pada penderita yang berhasil bertahan hidup akan terjadi morbiditas kardiopulmonair yang nyata, biasanya berupa CTEPH.
Sumber : The Role of Physical Therapist in the Management of Individual at Risk for or Diagnosed with Venous Thromboembolism-An Evidence Based Clinical Practice Guideline yang disusun oleh Cardiovascular & Pulmonary and Acute Care Section of the APTA.